
PALO ALTO, KOMPAS.com - Situs jejaring sosial di internet, Facebook, mengakui bahwa fitur kontrol privasi untuk melindungi data-data pribadi penggunanya masih terlalu rumit dan membuat banyak pengguna internet bingung untuk menggunakannya. Dalam beberapa hari ke depan, Facebook akan menerapkan cara mengatur privasi lebih praktis.
Namun, Facebook menolak usulan agar pihaknya menerapkan cara pengaturan bersifat "opt-in" sebagai default atau pengaturan awal saat penggunanya. Selama ini, Facebook menerapkan model "opt-out" sehingga penggunanya harus memilih siapa saja yang tidak bisa mengakses konten yang akan ditampilkannya di situs internet tersebut, bukan sebaliknya.
Facebook menolak model ini dengan berkilah bahwa lebih dari 400 juta penggunanya bergabung karena mereka ingin terhubung dengan sebanyak mungkin teman dan berbagi dengan mereka di internet. "Orang ingin tetap tersambung dengan keluarga, teman dan orang-orang di sekitarnya, itu adalah hal inti yang kami kerjakan," kata Mark Zuckerberg, CEO dan pendiri Facebook dalam konferensi pers di kantor pusatnya di Palo Alto, California, AS, Rabu (26/5/2010).
Meski demikian, ia setuju bahwa privasi pengguna adalah hal penting yang harus dilindungi. Facebook juga berupaya menyediakan cara mengatur privasi yang mudah buat penggunanya untuk berinteraksi di internet. Sistem pengelolaan privasi yang lebih praktis dan sederhana akan diaplikasikan di semua fitur Facebook mulai beberapa hari ke depan termasuk di layanan berbasis lokasi yang tengah Facebook kembangkan.
"Kami percaya sekali pada privasi dan memberi orang pengawasan. Ada keseimbangan, dan semakin banyak saja orang ingin berbagi informasi sepanjang mereka memiliki kontrol yang baik atas hal itu," tandasnya
http://tekno.kompas.com/read/xml/2010/05/27/1205533/Facebook.Ogah.Terapkan.Kontrol.Privasi.Opt-in-12
Tidak ada komentar:
Posting Komentar